Kamis, 13 November 2008

Kepemimpinan Versi Satria Pinandhita

KEPEMIMPINAN VERSI SATRIA PINANDHITA

Oleh : Prof. Dr. Simanhadi Widya Prakosa

Sikap hidup pemimpin : Ambek Paramarta ( berbudi luhur )
Waskitha ( berwawasan mendalam dan menjangkau ke depan, tahu hal-hal yang tersirat dibalik setiap keadaan nyata )
Waspada ( berwawasan lingkungan secara konprehensif-integral, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial )
Wacaksana ( mampu mengambil keputusan secara tepat akan segala tindakan yang akan dilakukan )
Widya ( berpengetahuan mendalam dan bersifat interdisipliner )
Wikan ( ahli, profesional pada tugasnya, tahu dan responsif akan hal-hal yang dihadapi )
Wibawa (berwibawa, memiliki daya dan kekuatan yang dapat mempengaruhi kekuatan lain, kata-kata dan perintah-perintahnya dipatuhi secara sukarela )
Berbudi bawa laksana ( bersikat transparan, dan melaksanakan segala kata-kata yang telah diungkapkan/ diucapkan, konsekwen dengan pikiran dan ucapannya )

Keterangan :
Satria Pinandhita = pengemban tugas kewajiban berwatak mulia layaknya seorang pendeta/ ulama/Kia; lebih mengutamakan kebajikan dan bersikap bijaksana, seorang satria pinandhita dapat mengambil keputusan secara bijak, benar, beik selaras dan melaksanakan keputusan tersebut secara konsekwen.


Jember, 2 Juni 2006

Pengakuan Penderita glukoma

Saya seorang penderita glukoma pada mata kanan saya, penyakit ini saya derita sejak lebih kurang tiga setengah tahun yang lalu. Mata kanan saya menjadi buta dalam arti tidak dapat melihat apapun. Dalam melakukan kegiatan sehari–hari saya hanya menggunakan mata kiri saya, tetapi saya sering terjatuh bila berjalan.
Upaya yang saya lakukan pada waktu itu, segera saya berobat ke dokter dan sebulan sekali saya memeriksakan mata saya. Dari dokter saya memperolehobat tetes mata. Kemudian saya mendengar bahwa ada pengobatan alternatif “Rei-ki”. sesudah saya mempelajari pengobatan ini, saya tertarik dan saya mengikutinya tanpa menghentikan pengobatan medis, keduanya saya lakukan secara rutin.
Sampai sekarang saya sudah mengikuti “Rei-ki” selama lebih kurang 2 tahun. Saya juga berusaha mampu mengobati sendiri (self Healing) agar cepat sembuh. Pada minggu ke 3 menggunakan terapi “Rei-ki” saya mencoba melihat dengan mata kanan saaya, sedang mata kiri (yang bisa melihat) saya penjamkan. Saya menjadi terkejut kemudian bersyukur karena mata kanan saya bisa melihat sinar dan perkembangannya saya dapat melihat remang–remang benda atau manusia yang terkena sinar tersebut.
Sampai sekarang saya masih meneruskan terapi “Rei-ki” baik datang ke tempat terapi maupun self healing. Kemudian yang pernah saya alami yaitu penglihatan remang–remang menjadi agak gelap waktu saya mengalami gangguan psikis dalam arti ada masalah yang menjadi pemikiran saya.
Kesimpulannya mata kanan saya dapat melihat remang–remang dengan terus mengikuti dan melakukan terapi “Rei-ki” serta pengobatan medis.
Semoga Allah memberikan kesembuhan pada diri saya, Amien !
Hormat say
S. Kus

Bebas Kista dengan Rei-ki

Bebas Kista Karena Latihan Rei-ki

Pada bulan April 2004 kami mendatangi acara Dharma Wanita di kantor suami yaitu PLN. UP. Gresik (PLTU. Gresik). Ketika saya hadir kebetulan ada acara Pap Smer dan pemeriksaan organ dalam wanita yang harus diikuti oleh semua ibu – ibu / istri karyawan PLN.
Pemeriksaan Pap Smer dan pemeriksaan organ dalam wanita di lakukan di tempat dokter kandungan praktek yaitu di jalan Darmahusada, surabaya. Setelah pada giliran pemeriksaan dan 1 minggu kemudian mendapatkan hasilnya. Tetapi pada pemeriksaan pasien sudah di beri tahu hasilnya langsung secara lisan yaitu dinyatakan endomatriosis di indung telur bagian kanan atau kiri, agak lupa. Atau di sebut kista dengan panjang 3 cm.
Setelah mengetahui penyakitnya, semua ibu–ibu yang telah di Pap Smer dan pemeriksaan organ dalam wanita itu menjadi cemas, gelisah sedih dan bingung termasuk saya. Karena dokter menyarankan bila makin membesar harus melakukan operasi. Saya merasa paling takut dengan kata – kata operasi karena berarti dibedah dan membayangkan yang tidak- tidak termasuk mati dsb.
Akhirnya saya memutuskan untuk berobat ke dokter spesialis kandungan di kota Gresik yang dekat dengan tempat tinggal kami yaitu Dr. Maya Sri Komaroekmi, SPOG.
Awal april 2004 di nyatakan 3 cm. Kemudian setelah periksa ke Dr. Maya di beri resep yang namanya kapsul Azol yang di minum 2 kali sehari 1 kapsul, sehingga 1 hari 2 kapsul, maka dalam 1 bulan selalu minum 60 buah kapsul. Kami selalu periksa rutin mulai april 2004 dinyatakan 3 cm. Kemudian april akhir dinyatakan 2,8 cm setelah minum 60 kapsul. Lalu mei periksa lagi, mei 2004 dinyatakan 24,8 cm, juni 2004 dinyatakan 22,6 cm, juli 2004 dinyatakan 2,09 cm, agustus 2004 dinyatakan 2,60 cm, september 2004 dinyatakan 2,01 cm, oktober 2004 dinyatakan 2,01 cm.
Selanjutnya kami mencoba berobat ke alternatif karena tidak sengaja di beritahu kalau pak Bambang Subroto di Gresik bisa menyembuhkan segala macam penyakit termasuk kista dsb. Karena ingin sembuh kami berobat juga. Disitu di sarankan menggunakan sarana ayam atau kambing. Kami memilih kambing karena mudah di ketahui di lihat di dalam jeroan kambing tersebut. Setelah habis kambing 2 dan dengan ongkos uang, ya ada hasilnya karena dari 2,01 cm menjadi 0,87 cm. Kami merasa senang karena ada penurunan drastis, tetapi belum tuntas dan selalu merasa cemas, takut mati dan bermacam-macam pikiran karena ke 3 anak kami beluim ada yang mentas dan masih tanggung-tanggung yaitu SD, SMP, SMA.
Kemudian tahun 2006 bulan juni mendapatkan kuliah di s-2 Unitomo, jurusan magister Komunikasi. Pada smester 1 ada mata kuliah Filsafat Ilmu yang di pegang oleh Prof. Dr. Simanhadi Widyaprakoso, Msi. Pada saat mengajar beliau menawarkan pengobatan Rei-ki kepada para mahasiswa. Dari sejumlah 41 mahasiswa yang tertarik 4 orang. Tetapi karena kesibukan masing-masing orang berbeda, sehingga sayalah yang akhirnya belajar sendirian kepada Prof. Simanhadi widyaprakoso hingga sekarang.
Pada akhir tahun 2006 setelah menginjak pelajaran Rei-ki II, saya mencoba kontrol ke dokter kandungan langganan karena sudah 1,5 tahun tidak pernah kontrol. Ternyata hasilnya sangat memuaskan yaitu dinyatakan bersih dari kista.
Saking tidak percayanya, sampai kami tanya lagi “lo dok bener sudah sudah bersih dari kista?” dokter menjawab “ya”. Dengan memberi saran, “ibu tidak usah takut dan khawatir, karena sekarang sudah bersih dari kista”. Padahal sudah lama tidak kontrol namun kami sudah mulai belajar Rei-ki ,mulai juni 2006 hingga akhir tahun 2006 sampai pada tingkat II ternyata kista saya dinyatakan bersih. Latihan 1 hari kadang 2 kali tetapi yang sering 1 kali selama pada tingkat I yaitu selama 20 menit. Yang tingkat 2.30 menit rutin.
Pada saat dokter menyatakan bersih dari kista, rasanya senang sekali dan tenang serta ingin memberitahu semua orang yang pernah tahu riwayat sakit saya. Saat itu juga yang pertama saya SMS, suami yang sedang kerja di PLN karena sip II yaitu jam 15.30 hingga 22.30 wib sehingga ke dokternya sendirian, yang ke 2 yaitu anak saya yang di ITS karena dia tahu latihan Rei-ki ini.
Kemudian setelah sampai di rumah karena kebetulan ada ibu mertua, 2 anak perempuan saya, pembantu tadi tahu bahwa ibu sudah sembuh dari kista tersebut karena latihan Rei-ki. Lalu pembantu saya sampai berkata “Niku ta Ibu nggih sing latihan semedi sabendinten”, ya ku jawab “iya”. seneg dan rasanya tenang.
Demikianlah pengalaman saya setelah belajar Rei-ki, sehingga membuat saya jadi tenang, aman dan sulit untuk di ungkapkan dengan kata-kata hanya ada dalam perasan saya. Semoga bermanfaat.

Surabaya, 16 februari 1007

dr.Endang p.

Terapi Rei-ki Psiko-Spiritual

Terapi Rei-ki Psiko-Spiritual
Terapi Rei-ki tidaklah semata-mata untuk penyembuhan penyakit bio-fisikal, akan tetapi berguna pula untuk penyembuhan mental psikologis, dan penyembuhan psiko-spiritual. Penyembuhan mental psikologis merupakan penyembuhan terhadap penyakit kejiwaan yang menjadi wewenang para psikiater dan ahli kejiwaan. Untuk penyembuhan sakit kejiwaan itu diutamakan menggunakan energi karuna atau cinta kasih ilahi. Energi cinta-kasih ilahi berguna untuk menghilangkan atau membersihkan trauma-trauma negatif dalam sel-sel tubuh, menarik energi negatif dari dalam tubuh dan menyalurkannya ke bumi/tanah, menyeimbangkan energi pribadi dengan alam semesta, menyeimbangkan empat unsur tubuh manusia yaitu bumi/tanah, air, udara, dan api/panas; menyeimbangkan dan menyatu dengan alam semesta, memberikan kedamaian dalam hidup (memperbaiki ketakutan dan mimpi buruk, memperbaiki 7 tubuh energi, harmonisasi hidup dan memperbaiki hidup masa lalu dan masa akan datang).
Penyembuhan psiko-spiritual berupa bimbingan dan tuntunan menghadapi kematian. Bimbingan yang diprlukan berupa sikap mental untuk melepas milik duniawi dan bebas dari segala keterikatan dunia. Sebagai contoh agar pasien rela melepaskan segala miliknya untuk di wariskan kepada anak cucu. Di samping itu agar pasien memperbaiki hubungan sosial dengan cara rela untuk minta maaf dan memberi maaf kepada siapa pun. Terakhir adalah bimbingan menhadapi kematian. Cara yang ditempuh adalah bertaubat dan memohon ampunan kepada tuhan YME, rela meninggalkan segala-galanya, mendengarkan dan mengucapkan ayat-ayat suci, serta bersikap pasrah kepada tuhan YME.
Cara-cara tersebut saya terapkan pada isteri saya. Ternyata jauh sebelum meninggal dunia ia mengajukan permintaan untuk bisa meninggal di rumah sendiri, tidak mau dibawa kerumah sakit, disaksikan oleh sanak keluarga, dan anak-cucu, ia dimakamkan ditempat yang dipilih. Menjelang meninggal dunia minta agar jalanya dibersihkan, dan setelah bersih mengucapkan hari kepergiaannya.
Pengalaman spiritual yang saya peroleh selama merawat isteri dapat mempertebal iman kepada tuhan YME. Ada petunjuk dari seseorang bahwa untuk terapi penyakit isteri, saya disarankan membaca surat AL Fatihah 313 kali pada tengah malam. Pada hari pertama saya mendapat petunjuk dengan kata-kata empat-puluh, hari kedua mendapat petunjuk lewat mimpi bahwa aksara jawa “ha-na-ca-ra-ka” terkandung daya kekuatan luar biasa, dan pada hari ketujuh mendapat petunjuk bahwa saya harus menentukan kiblat sendiri, tidak perlu bertanya kepada siapa pun kecuali kepada tuhan YME.

Sejarah dan Asal-usul Suku Tengger

Sejarah dan Asal-usul Suku Tengger
Suku Tengger yang beragama Hindu hidup di wilayah Gunung Bromo, Jawa Timur. Ada banyak makna yang dikandung dari kata Tengger. Secara etimologis, Tengger berarti berdiri tegak, diam tanpa bergerak (Jawa). Bila dikaitkan dengan adat dan kepercayaan, arti tengger adalah tengering budi luhur. Artinya tanda bahwa warganya memiliki budi luhur. Makna lainnya adalah: daerah pegunungan. Tengger memang berada pada lereng pegunungan Tengger dan Semeru. Ada pula pengaitan tengger dengan mitos masyarakat tentang suami istri cikal bakal penghuni wilayah Tengger, yakni Rara Anteng dan Joko Seger.

Hikayat Rara Anteng dan Jaka Seger
Alkisah, pada zaman dahulu, ada seorang putri Raja Brawijaya dengan Permaisuri Kerajaan Majapahit. Namanya Rara Anteng. Karena situasi kerajaan memburuk, Rara Anteng mencari tempat hidup yang lebih aman. Ia dan para punggawanya pergi ke Pegunungan Tengger. Di Desa Krajan, ia singgah satu windu, kemudian melanjutkan perjalanan ke Pananjakan. Ia menetap di Pananjakan dan mulai bercocok tanam. Rara Anteng kemudian diangkat anak oleh Resi Dadap, seorang pendeta yang bermukim di Pegunungan Bromo.

Sementara itu, Kediri juga kacau sebagai akibat situasi politik di Majapahit. Joko Seger, putra seorang brahmana, mengasingkan diri ke Desa Kedawung sambil mencari pamannya yang tinggal di dekat Gunung Bromo. Di desa ini, Joko Seger mendapatkan informasi adanya orang-orang Majapahit yang menetap di Pananjakan. Joko Seger pun melanjutkan perjalanannya sampai Pananjakan.

Joko Seger tersesat dan bertemu Rara Anteng yang segera mengajaknya ke kediamannya. Sesampai di kediamannya, Rara Anteng dituduh telah berbuat serong dengan Joko Seger oleh para pinisepuhnya. Joko Seger membela Rara Anteng dan menyatakan hal itu tidak benar, kemudian melamar gadis itu. Lamaran diterima. Resi Dadap Putih mengesahkan perkawinan mereka.

Sewindu sudah perkawinan itu namun tak juga mereka dikaruniai anak. Mereka bertapa 6 tahun dan setiap tahun berganti arah. Sang Hyang Widi Wasa menanggapi semedi mereka. Dari puncak Gunung Bromo keluar semburan cahaya yang kemudian menyusup ke dalam jiwa Rara Anteng dan Joko Seger. Ada pawisik mereka akan dikaruniai anak, namun anak terakhir harus dikorbankan di kawah Gunung Bromo.

Pasangan ini dikarunia 25 anak sesuai permohonan mereka, karena wilayah Tengger penduduknya sangat sedikit. Putra terakhir bernama R Kusuma.

Bertahun-tahun kemudian Gunung Bromo mengeluarkan semburan api sebagai tanda janji harus ditepati. Suami istri itu tak rela mengorbankan anak bungsu mereka. R Kusuma kemudian disembunyikan di sekitar Desa Ngadas. Namun semburan api itu sampai juga di Ngadas. R Kusuma lantas pergi ke kawah Gunung Bromo. Dari kawah terdengar suara R Kusuma supaya saudara-saudaranya hidup rukun. Ia rela berkorban sebagai wakil saudara-saudaranya dan masyarakat setempat. Ia berpesan, setiap tanggal 14 Kesada, minta upeti hasil bumi. Cerita lain menunjukkan saudara-saudara R Kusuma menjadi penjaga tempat-tempat lain.

Kini upacara itu terkenal dengan nama Kesada. Pada upacara Kesada, dukun selalu meriwayatkan kisah Joko Seger – Rara Anteng.

Disarikan; Alpha Savitri
Sumber: Prof. Dr. Simanhadi Widyaprakosa: Masyarakat Tengger, Latar Belakang Daerah Taman Nasional Bromo
http://blog-sejarah.blogspot.com/2008/10/sejarah-dan-asal-usul-suku-tengger.html

Oto Biografi penulis

Saya SIMANHADI WIDYAPRAKOSA Guru Besar Emiritus pada FKIP-Universits Jember dalam mata kuliah Filsafat Ilmu dan Etika, serta sebaggai Guru Besar tetap pada sekolah tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STESIA) Surabaya, dalam mata kuliah Metodologi Penelitian. Saya dilahirkan pada tanggal 28 Agustus 1932 di Kulon Progo, Propinsi Yogyakarta. Lulus sarjana pendidikan pada Fakultas Pedagogik UGM (1961), Doktor Pendidikan pada IKIP Jakarta (1979) .
Pada masa perang kemerdekaan saya tergabung sebagai anggota Tentara Pelajar, Detasaman III, Brigade 17 di Yogyakarta (1948 – 1951). Kini tercatat sebagai anggota Veteran Repoblik Indonesia berkedudukan di Jember, Jawa Timur, dan mendapatkan beberapa tandajasa kepahlawanan, (Sebagaimana seorang pejuang). Pada tahun 1953 saya di angkat sebagai guru SLTP bertugas mengajar di SGB Bengkalis, kemudian di pindah ke SGB Wates Yogyakarta, selanjutnya di tugaskan sebagai guru SMP sampai dengan tahun 1963. selam menunaikan tugas sebagai guru SLTP di Yogyakarta, saya mengikuti kuliah pada Fakultas Pedagogik di UGM; lulus sebagai sarjana tahun1961.
Pada tahun 1963 saya di angkat menjadi Dosen FKIP Universitas Jember hingga menjalani pensiun pada tahun 2002. pada tahun 1980 saya diangkat sebagai Guru Besar dalam Ilmu Kependidikan. Selama menjadi Dosen di UNEJ saya menjabat berbagai jabatan struktural, baik sebagai ketua jurusan, pembantu Dekan, Dekan, Pembantu Rektor Bidang Akademis, dan Rektor Universitas Jember tahun 1986 – 1995. setelah menjalani pensiun saya di angkat menjadi Guru Besar Emiritus dalam Bidang Filsafat. Disamping itu juga saya menjadi Guru Besar (tetap) pada STESIA Surabaya.
Pada akhir tahun 2001, menjelang masa pensiun, saya mulai mengikuti latihan untuk menjadi seorang praktisi Rei-ki pada Yayasan Alam Semesta. Sampai dengan Februari 2006 telah mendapatkan Attunement Master Rei-ki tradisi Usui Tibet, Karuna Ki, Usui Rei-ki, Cakra-cakra Ilahi, Seichim tujuh Facet, (termasuk Cosmic Healing Bank), Kundalini Rei-ki, Ra Sheeba, Shamballa Multi-Dimensional Healing, Shakti Tibet Rei-ki, dan berapa Attument lain untuk meningkatkan kemampuan penyaluran tenaga Rei-ki Mulai bulan oktober 2003 saya mendapatkan kesempatan praktek Terapi Rei-ki pada UMC Universitas Jember. Sebagai pengalaman dan temuan hipotesis selama praktek saya ungkapkan melalui tulisan dalam bentuk paper sebagai persiapan persiapan temu Ilmiah.
Saya berterimakasih kepada saudara Ir. John Firdaus Said sebagai Guru Besar Rei-ki, satu-satunya nara sumber langsung yang sangat saya percaya. Beliau telah banyak membimbing dan melatih praktek Rei-ki, latihan meditasi dan berbagai kegiatan untuk memperdalam pengetahuan tentang Rei-ki, penggunaan dan cara-cara pengembangan diri secara mandiri. Cara inilah yang saya pandang paling efektif untuk membentuk kepribadian baik dalam peningkatan kemampuan psikis maupun meningkatkan kesadaran spiritual-religius.
Saya belajar Terapi Rei-ki dari tiga sumber utama Yaitu :
1. Ir. John Firdaus Said sumber kajian teori dan praktek Rei-ki (bimbingan langsung)
2. Irmansyah Effendi Msc, (kajian pustaka atas karya-karya tulisannya), dan
3. Pengalaman diri, sumber kajian filosofis-praktis.
Ketiga sumber itu telah membentuk kepribadian diri saya menjadi lebih sadar, untuk bersikap lembut, simpatik, melayani, dan pasrah kepada Tuhan YME. Sebagai seorang praktisi Rei-ki

Biografi

RIWAYAT HIDUP PRIBADI

Identitas
1. Nama : Prof. Dr. Simanhadi Widyaprakosa
2. Tempat, Tanggal Lahir : Kulon Progo Yogyakarta, 28-08-1932
3. Agama : Islam
4. Jenis Kelamin : Pria

Pendidikan
SD SR ( Sekolah Rakyat ) Kulon Progo 1946
SMP SGB ( Sekolah Guru B ) Yogyakarta 1950
SMA SGA ( Sekolah Guru A ) Surakarta 1953
BA Fak. Pedagogik UGM Yogyakarta 1959
Drs. Fak. Pedagogik UGM Yogyakarta 1961
Dr. I.K.I.P Jakarta 1979

Judul disertasi
IMBAL JASA PENDIDIKAN PADA TAMATAN SMA DAN STM DI DAERAH TINGKAT SATU JAWA TIMUR

Pendidikan Tambahan
1. SUSCADOS KEWIRAAN, LEMHANNAS Jakarta 1976
2. TERAPI REI-KI, Yayasan Alam Semesta Jember, 2003

Pengalaman
1. Masa Perjuangan: perang kemerdekaan tergabung pada Kie I, Det. III, Brig. –17 ( 1947 – 1950 ), kemudian pada tahun 1950 –1951 tergabung pada ie V, Det. III Brig. – 17 sebagai tentara pelajar ( TP )
2. Pengalaman kerja :
Tahun 1953 – 1963, GURU SLTP / SGB, SMP
Tahun 1963 – 1967, DOSEN FKIP – UNIBRAW / IKIP Malang CABANG Jember
Tahun 1968 – 2002, DOSEN FKIP – UNEJ ( Tahun 1980 di angkat sebagai Guru Besar)
Tahun 2002 – Sekarang Guru Besar Emiritus FKIP Unej dan Tetap STIESIA Surabaya
3. Pengalaman Jabatan
Tahun 1963 – 1963 Pembantu Dekan II FKIP UNIBRAW Cabang Jember
Tahun 1963 – 1968 Ketua Sekolah Percobaan FKIP-IKIP Malang Cabang Jember
Tahun 1968 – 1972 Pembantu Dekan I FIP – UNEJ, Ketua Jurusan Bimbingan Penyuluhan FIP – UNEJ Jember
Tahun 1972 – 1974 Dekan FIP – UNEJ Jember
Tahun 1974 – 1976 Dekan FIP – UNEJ Jember
Tahun 1976 – 19 79 Pembantu Rektor I UNEJ Jember
Tahun 1980 – 1986 Direktur Prog. Dipl. Kependidikan UNEJ Jember
Tahun 1986 – 1987 Ketua Jurusan MIPA – FKIP UNEJ Jember
Tahun 1987 – 1991 Rektor UNEJ Jember
Tahun 1991 – 1995 Rektor UNEJ Jember
Tahun 1996 – 1999 Ketua P3AI UNEJ Jember
Tahun 1999 – 2005 Rektor Universitas Moch. Srudji Jember
Tahun 2003 – (sekarang), Direktur Program Paskasarjana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
4. Pengalaman di Bidang Lain
Tahun 1959 – 1962 Asisten Praktikum Psikologi Fakultas Pedagogik Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, merangkap sebagai Guru Bimbingan Konseling SMA teladan Yogyakarta. Kegiatan ini merupakan perintisan, yang akhirnya dapat di terima oleh para Direktor SMA teladan seluruh Indonesia, pada pertemuan nasional (1961) di Solo.
Tahun 1990 – (sekarang) sebagai pengamat kebudayaan Tengger
Tahun 2001 – 2004 Belajar Terapi Rei-ki pada Yayasan Alam Semesta Jember dan melakukan praktek terapi Rei-ki pada Poliklinik UMCUNEJ Jember. Sekaligus melakukan penelitian pra – ilmiah sebagai landasan penelitian Ilmiah dan Filosofis tentang Rei-ki sebagai bagian Integral dalam bidang kesehatan.

Tradisi Rei-ki yang pernah di pelajari
 Rei-ki Usui Tibet
 Karuna Ki
 Usui Rei-ki
 Rei-ki Cakra – Cakra Ilahi
 Seichim Tujuh Facet/dengan perluasan penyimpanan energi pada Cosmic Healing Bank
 Kundalini Rei-ki
 Ra Sheeba
 Shambala Multidimensional Healing Energy
 Rei-ki pada Ayat – ayat Suci ( Al- Qur' an, Injil )
 Shakti Tibet Rei-ki

IV. Tandajasa / Penghargaan / Satya Lencana
1. Tanda Jasa Pahlawan yang diperoleh pada tahun 1958 yang diberikan oleh Pres. Panglima Tertinggi Angkatan Perang RI
2. Satyalancana Peristiwa Perang Kemerdekaan ke-1 yang diperoleh pada tahun 1958 yang diberikan oleh Menteri Pertahanan
3. Satyalancana Peristiwa Perang Kemerdekaan ke-2 yang diperoleh pada tahun 1958 yang diberikan oleh Menteri Pertahanan
4. Satyalancana Gerakan Operasi Militer yang diperoleh pada tahun 1959 yang diberikan oleh Menteri Pertahanan
5. Satyalancana Penegak yang diperoleh pada tahun 1967 yang diberikan oleh Menteri Pertahanan Keamanan
6. Veteran Pejuang Kemerdekan RI yang diperoleh pada tahun 1981 yang diberikan oleh Menteri Pertahanan Keamanan Panglima Angkatan Bersenjata
7. Satyalancana Karyasastya Kelas I yang diperoleh pada tahun 1989 yang diberikan oleh Presiden RI
8. Anugraha Sewaka Winayaroha yang diperoleh pada tahun 2006 yang diberikan oleh Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

V. PENGALAMAN
1. Kunjungan Keluar Negeri
1. Singapura dengan tujuan Konferensi selama, 10 Hari yang dibiayai oleh Gub. Jatim dan UNEJ
2. Australia dengan tujuan Konferensi selama, 15 Hari yang dibiayai oleh Dikti Dep. P&K
3. Australia dengan tujuan Konferensi selama, 2 Minggu yang dibiayai oleh IDP
4. Jepang dengan tujuan Peninjauan selama, 2 Minggu yang dibiayai oleh UNEJ
5. Inggris dengan tujuan Studi Banding selama, 2 Minggu yang dibiayai oleh British Council
6. Perth dengan tujuan Kunjungan Kerja Sama selama, 1 Minggu yang dibiayai oleh Pemda Tk I JATIM
7. Perth dengan tujuan Konferensi selama, 1 Minggu yang dibiayai oleh UNEJ
8. Arab Saudi dengan tujuan Ibadah Haji, selama 17 Hari yang dibiayai oleh Pribadi

2. Simposium/Seminar/Panitia
1. Sem.Nas Praktek Keguruan sebagai Peserta pada bulan September 1973 yang diselenggarakan oleh IKIP di Surabaya
2. Diskusi Kerja Ke-1 Se-Jawa sebagai Peserta pada bulan Maret 1975 yang diselenggarakan oleh IKIP di Bandung
3. Diskusi Kerja Ke-2 Se-Indonesia sebagai Peserta pada bulan Juli 1977 yang diselenggarakan oleh IKIP di Singaraja
4. National Advanced Level Workshop sebagai Peserta pada bulan Agustus 1979 yang diselenggarakan oleh IKIP di Jakarta
5. Penataran Tenaga Peneliti di PT sebagai Peserta pada bulan Februari 1980 yang diselenggarakan oleh Depdikbud Dikti di Jember
6. Lokakarya Proyek Pengemb. Pend. Guru P3G sebagai Moderator pada bulan Juni 1980 yang diselenggarakan oleh UNEJ di Jember
7. Penataran / Kursus Ass. SUSCADOS sebagai Penatar pada bulan September 1980 yang diselenggarakan oleh UNEJ + Lemhannas di Jember
8. Sem. Orientasi Sos Bud Dlm IV Masy. sebagai Peserta pada bulan Nopember 1982 yang diselenggarakan oleh UNEJ + LIPI di Jember
9. Sem. Hasil pen. BP SLTP/SLTA Jatim sebagai Peserta pada bulan April 1982 yang diselenggarakan oleh UNEJ di Jember
10. Lat. Pengembangan Ke-pemimpinan I Pe-negak Pandega sebagai Instruktur pada bulan Mei 1982 yang diselenggarakan oleh UNEJ di Jember
11. Reuni Alumni FKIP UNEJ sebagai Pembicara pada bulan Juni 1982 yang diselenggarakan oleh FIP UNEJ di Jember
12. Sem. Identifikasi Permasalahan Pend. Dan Budaya Jatim sebagai Peserta pada bulan Mei 1982 yang diselenggarakan oleh Pemda Tk I Jatim di Surabaya
13. Diskusi UU No. 20 Tahun 1982 sebagai Penatar pada bulan September 1982 yang diselenggarakan oleh UNEJ di Jember
14. Penat. & diskusi MK IBD sebagai Penatar pada bulan Desember 1983 yang diselenggarakan oleh UNEJ di Jember
15. LKMM sebagai Penetar pada bulan Februari 1984 yang diselenggarakan oleh UNEJ di Jember
16. Wawasan Almamater sebagai Peserta pada bulan Oktober 1985 yang diselenggarakan oleh UNEJ di Jember
17. Sem. Poleksosbud Dlm RK Tannas sebagai Penyanggah pada bulan Januari 1985 yang diselenggarakan oleh Unitomo di Surabaya
18. LKMM sebagai Penatar pada bulan Februari 1985 yang diselenggarakan oleh UNEJ di Jember
19. PENATARAN Pengurus Mahasiswa sebagai Penetar pada bulan Nopember 1986 yang diselenggarakan oleh UNEJ di Jember
20. Simposium Nas. Pembinaan Manusia Indonesia sebagai Peserta pada bulan Maret 1986 yang diselenggarakan oleh UNS di Surakarta
21. Latihan Prajabatan Tk I, II, III sebagai Penatar pada bulan Agustus 1986 yang diselenggarakan oleh UNEJ di Jember
22. Penyegaran Kewiraan sebagai Peserta pada bulan Nopember 1988 yang diselenggarakan oleh MBA BRI di Surabaya
23. Evaluasi Perencanaan & Pengembangan UNEJ sebagai Peserta pada bulan Mei 1988 yang diselenggarakan oleh UNEJ di Jember
24. Penlok Kurikulum Kimia Pert. Dan Peternakan sebagai Peserta pada bulan Juni 1988 yang diselenggarakan oleh UNEJ di Jember
25. Sem. On The Role of ASAHIL Universities In The Trans-fer of Technology sebagai Peserta pada bulan Desember 1988 yang diselenggarakan oleh ASAHIL di Surabaya
26. Seminar Nasional TEFLIN XXXIV sebagai Penanggung jawab pada bulan Oktober 1990 yang diselenggarakan oleh UNEJ di Jember
27. Penat. Tng Pengajar PTS di BM-PTS Wilayah VIII sebagai Penatar pada bulan Mei 1990 yang diselenggarakan oleh BM-PTS WIL. VIII di Jember
28. FESTIFAL Teater ’90 Teater DJOS Fak. Sastra UNEJ sebagai Pelindung pada bulan Mei 1991 yang diselenggarakan oleh UNEJ di Jember
29. Seminar TNI AD sebagai Peserta pada bulan Januari 1991 yang diselenggarakan oleh KS TNI AD di Jakarta
30. ASAHIL Anual Seminar sebagai Peserta pada bulan Mei 1991 yang diselenggarakan oleh UNAIR di Surabaya
31. Sem. & Silaturahmi Pimp. ABRI sebagai Peserta pada bulan Agustus 1992 yang diselenggarakan oleh KODAM V di Surabaya
32. Lokakarya Kewiraan sebagai Peserta pada bulan Januari 1993 yang diselenggarakan oleh Lemhannas di Jakarta
33. Seminar Prospek Lu-lusan PTN STT Telkom, STAN & Prog. STAID-BPPT sebagai Pembicara pada bulan September 1993 yang diselenggarakan oleh PHI-BETA Group di Jember
34. Sem. The Festival of Art and Culturs of Indigeneous Community of Asia Pacific sebagai Pembicara pada bulan September 1993 yang diselenggarakan oleh Commite of Forum/Seminar di Pekanbaru
35. Forum Kom. Hsl Penelitian PT Bid. Pendidikan sebagai Peserta pada bulan September 1994 yang diselenggarakan oleh DIKTI di Cisarua, Bogor
36. Pengembangan SDM Dati II Jatim sebagai Peserta pada bulan Februari 1995 yang diselenggarakan oleh BAPPENAS & UNEJ di Jember
37. Conference of Educational Networking sebagai Pembicara pada bulan September 1995 yang diselenggarakan oleh Coward Un. di Perth
38. Lomba KTI Bid. Pend.Wil. CI sebagai Ketua Juri pada bulan Nopember 1996 yang diselenggarakan oleh IKIP di Malang
39. Sem. Pendidikan sebagai Pembicara pada bulan Januari 1996 yang diselenggarakan oleh UNEJ di Jember
40. Ceramah Filsafat Ilmu Pengetahuan sebagai Pembicara pada bulan Agustus 1996 yang diselenggarakan oleh BPPIT di Jakarta
41. Sem. Nas. Pend. IPTEK dan Humaniora sebagai Pembicara pada bulan Nopember 1996 yang diselenggarakan oleh UNEJ di Jember
42. Seminar Kesaktian Pancasila sebagai Pembicara pada bulan Nopember 1996 yang diselenggarakan oleh UNEJ di Jember
43. Ceramah Metode Penelitian sebagai Pembicara pada bulan Desember 1997 yang diselenggarakan oleh BPPIT di Jakarta
44. Sem. LUSTRUM V Stiesia sebagai Pembicara pada bulan April 1997 yang diselenggarakan oleh Stiesia di Surabaya
45. Pelatihan Singkat Manajemen Pendidikan Tinggi sebagai Instruktur pada bulan Juli- Agustus 1997 yang diselenggarakan oleh UNEJ di Jember
46. Sem. Pendidikan Bagi Guru SD sebagai Pembicara pada bulan Oktober 1997 yang diselenggarakan oleh IKA SPG di Lumajang
47. Sem. Sehari Strategi Pengemb. Kualitas Profesi Guru SD sebagai Pembicara pada bulan Nopember 1997 yang diselenggarakan oleh PGRI di Jember
48. Sem. Regional Kualitas Guru SD Era Globalisai sebagai Pembicara pada bulan Desember 1997 yang diselenggarakan oleh UNEJ di Jember
49. Sem. Kongres Konverensi Nasional Divisi-Divisi IPBI sebagai Pembicara pada bulan Desember 1997 yang diselenggarakan oleh IPBI di Purwakerto
50. Diskusi Bersama Tentang Adat dan Budaya Masyarakat Tengger sebagai Pembicara pada 28 Maret 2000 yang diselenggarakan di Hall Pusat Kebudayaan Jepang (The Japan Fondation Jakarta) di Jakarta, oleh kelompok LESTARI SENI BUDAYA.