Kamis, 13 November 2008

Bebas Kista dengan Rei-ki

Bebas Kista Karena Latihan Rei-ki

Pada bulan April 2004 kami mendatangi acara Dharma Wanita di kantor suami yaitu PLN. UP. Gresik (PLTU. Gresik). Ketika saya hadir kebetulan ada acara Pap Smer dan pemeriksaan organ dalam wanita yang harus diikuti oleh semua ibu – ibu / istri karyawan PLN.
Pemeriksaan Pap Smer dan pemeriksaan organ dalam wanita di lakukan di tempat dokter kandungan praktek yaitu di jalan Darmahusada, surabaya. Setelah pada giliran pemeriksaan dan 1 minggu kemudian mendapatkan hasilnya. Tetapi pada pemeriksaan pasien sudah di beri tahu hasilnya langsung secara lisan yaitu dinyatakan endomatriosis di indung telur bagian kanan atau kiri, agak lupa. Atau di sebut kista dengan panjang 3 cm.
Setelah mengetahui penyakitnya, semua ibu–ibu yang telah di Pap Smer dan pemeriksaan organ dalam wanita itu menjadi cemas, gelisah sedih dan bingung termasuk saya. Karena dokter menyarankan bila makin membesar harus melakukan operasi. Saya merasa paling takut dengan kata – kata operasi karena berarti dibedah dan membayangkan yang tidak- tidak termasuk mati dsb.
Akhirnya saya memutuskan untuk berobat ke dokter spesialis kandungan di kota Gresik yang dekat dengan tempat tinggal kami yaitu Dr. Maya Sri Komaroekmi, SPOG.
Awal april 2004 di nyatakan 3 cm. Kemudian setelah periksa ke Dr. Maya di beri resep yang namanya kapsul Azol yang di minum 2 kali sehari 1 kapsul, sehingga 1 hari 2 kapsul, maka dalam 1 bulan selalu minum 60 buah kapsul. Kami selalu periksa rutin mulai april 2004 dinyatakan 3 cm. Kemudian april akhir dinyatakan 2,8 cm setelah minum 60 kapsul. Lalu mei periksa lagi, mei 2004 dinyatakan 24,8 cm, juni 2004 dinyatakan 22,6 cm, juli 2004 dinyatakan 2,09 cm, agustus 2004 dinyatakan 2,60 cm, september 2004 dinyatakan 2,01 cm, oktober 2004 dinyatakan 2,01 cm.
Selanjutnya kami mencoba berobat ke alternatif karena tidak sengaja di beritahu kalau pak Bambang Subroto di Gresik bisa menyembuhkan segala macam penyakit termasuk kista dsb. Karena ingin sembuh kami berobat juga. Disitu di sarankan menggunakan sarana ayam atau kambing. Kami memilih kambing karena mudah di ketahui di lihat di dalam jeroan kambing tersebut. Setelah habis kambing 2 dan dengan ongkos uang, ya ada hasilnya karena dari 2,01 cm menjadi 0,87 cm. Kami merasa senang karena ada penurunan drastis, tetapi belum tuntas dan selalu merasa cemas, takut mati dan bermacam-macam pikiran karena ke 3 anak kami beluim ada yang mentas dan masih tanggung-tanggung yaitu SD, SMP, SMA.
Kemudian tahun 2006 bulan juni mendapatkan kuliah di s-2 Unitomo, jurusan magister Komunikasi. Pada smester 1 ada mata kuliah Filsafat Ilmu yang di pegang oleh Prof. Dr. Simanhadi Widyaprakoso, Msi. Pada saat mengajar beliau menawarkan pengobatan Rei-ki kepada para mahasiswa. Dari sejumlah 41 mahasiswa yang tertarik 4 orang. Tetapi karena kesibukan masing-masing orang berbeda, sehingga sayalah yang akhirnya belajar sendirian kepada Prof. Simanhadi widyaprakoso hingga sekarang.
Pada akhir tahun 2006 setelah menginjak pelajaran Rei-ki II, saya mencoba kontrol ke dokter kandungan langganan karena sudah 1,5 tahun tidak pernah kontrol. Ternyata hasilnya sangat memuaskan yaitu dinyatakan bersih dari kista.
Saking tidak percayanya, sampai kami tanya lagi “lo dok bener sudah sudah bersih dari kista?” dokter menjawab “ya”. Dengan memberi saran, “ibu tidak usah takut dan khawatir, karena sekarang sudah bersih dari kista”. Padahal sudah lama tidak kontrol namun kami sudah mulai belajar Rei-ki ,mulai juni 2006 hingga akhir tahun 2006 sampai pada tingkat II ternyata kista saya dinyatakan bersih. Latihan 1 hari kadang 2 kali tetapi yang sering 1 kali selama pada tingkat I yaitu selama 20 menit. Yang tingkat 2.30 menit rutin.
Pada saat dokter menyatakan bersih dari kista, rasanya senang sekali dan tenang serta ingin memberitahu semua orang yang pernah tahu riwayat sakit saya. Saat itu juga yang pertama saya SMS, suami yang sedang kerja di PLN karena sip II yaitu jam 15.30 hingga 22.30 wib sehingga ke dokternya sendirian, yang ke 2 yaitu anak saya yang di ITS karena dia tahu latihan Rei-ki ini.
Kemudian setelah sampai di rumah karena kebetulan ada ibu mertua, 2 anak perempuan saya, pembantu tadi tahu bahwa ibu sudah sembuh dari kista tersebut karena latihan Rei-ki. Lalu pembantu saya sampai berkata “Niku ta Ibu nggih sing latihan semedi sabendinten”, ya ku jawab “iya”. seneg dan rasanya tenang.
Demikianlah pengalaman saya setelah belajar Rei-ki, sehingga membuat saya jadi tenang, aman dan sulit untuk di ungkapkan dengan kata-kata hanya ada dalam perasan saya. Semoga bermanfaat.

Surabaya, 16 februari 1007

dr.Endang p.

Tidak ada komentar: